Saya, Den Mas Usup, bingung setengah mati melihat fenomena aneh didepan saya. Seorang laki-laki dan seorang perempuan ketemu, ngobrol sejenak dan langsung kelon wal zinah. Kok iso?
Padahal mereka baru saja ketemu. Padahal ini terjadi bukan dikompleks pelacuran.
Yang saya heran, gimana ngomongnya? Mbak, ayo kita kelonan. Gitu? Lha apa nggak takut digampar? Terus, pertanyaan selanjutnya, bagaimana si laki-laki itu tahu bahwa perempuan itu jelas mau kalau diajak kelonan saat itu juga tanpa takut dipisuh-pisuhi atau dituntut dimuka pengadilan karena pelecehan seksual? Hebatnya lagi, setelah ritual pakelonan tadi selesai, mereka berpisah “baik-baik” dan tidak ada beban untuk mengingat-ingat lagi.
Keheranan saya, tak bawa kemana-mana. Tanya sana-sini termasuk yang nglakoni tadi. Jawab yang nglakoni, “ ya tahu begitu saja. Yang penting pede dan nggak imbas-imbis ”
Lha ndasmu kuwi! Pertanyaan saya “kok iso?” belum terjawab.
Seorang teman akhirnya memberi jawaban yang lumayan mencerahkan. Dia mengutip surat An Nuur ayat 3 : “Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina, atau perempuan yang musyrik ; dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik, dan yang demikian ini diharamkan atas orang-orang yang beriman.”
Terus saya cari tafsirnya. Dari tafsir ala Ibnu Katsir ketemulah jawabannya bahwa seorang lelaki / perempuan pezina tidak akan terlayani keinginannya kecuali oleh perempuan / laki-laki pezina. 90% terjawab keinginan tahu saya.
Yang 10% dari pertanyaan saya adalah bagaimana dia (para pezina itu) tahu bahwa yang dihadapi / diajak kelon adalah pezina juga? Tapi setelah saya renungkan, berdasar jawaban dari kenalan saya yang nglakoni tadi “ ya tahu begitu saja “ saya faham akhirnya.
Tafsir saya, ada semacam radar dalam diri manusia yang mampu mendeteksi “kaumnya”. Seorang tukang becak yang ketemu tukang becak yang lain sekalipun tukang becak yang ditemuinya itu pakai jas mlitit ala pejabat, sesaat kemudian pasti faham bahwa dibalik gemebyarnya jas tadi, yang didalam adalah tukang becak juga.
Kerbau jantan yang sedang birahi dan dikumpulkan dengan sapi betina yang dicat hitam dan kerbau betina yang dicat putih pasti faham mana yang harus diuntal.
Kenalan saya tadi, mungkin berkat latihan bertahun-tahun, radarnya mampu mendeteksi keberadaan perempuan pezina lain yang sedang ngedan ngili dan butuh dizinahi. Kemampuan itu ada pada diri saya, pada diri kita dan belum terasah saja. Mau diasah? Monggo Saya tak nggak dulu saja. Ada radar saya yang lain yang sudah karatan dan perlu diasah.
hahaa .. mantepp
BalasHapus